GAYA
1.1. Gaya dan Jenis-jenis Gaya
Jika kamu perhatikan dengan saksama,
banyak benda-benda yang ada di sekelilingmu tidak pernah diam. Di kota-kota
besar terlihat berbagai jenis kendaraan berlalu lalang di jalan raya. Di udara
pesawat terbang melesat dari suatu tempat ke tempat lainnya. Bahkan di sungai
atau di laut pun perahu-perahu melesat di permukaan air. Kamu tentu tahu bahwa
kendaraan-kendaraan tersebut dikendalikan oleh mesin sehingga menghasilkan
gaya, baik berupa dorongan atau tarikan, untuk menggerakkan kendaraan itu. Akan
tetapi, bagaimanakah mesin menghasilkan gaya sehingga kendaraan dapat bergerak?
Selain itu, bagaimana dengan gerakan
benda-benda dan gejala-gejala yang ada di alam? Mengapa angin bertiup dan air
sungai mengalir? Mengapa bulan mengelilingi bumi dan bumi mengelilingi
matahari? Apakah semua benda tersebut ditarik atau didorong dengan gaya?
A. Pengertian Gaya
Pernahkah kamu bermain ayunan?
Bagaimanakah usahamu agar ayunan dapat berayun tinggi? Tentu kamu harus
menggerakkan kaki dan badan sehingga ayunan dapat melayang semakin tinggi.
Gerakan kaki dan badanmu adalah usaha dalam memberikan dorongan atau tarikan pada
ayunan agar tetap berayun.
Ketika kamu menarik buku dan
mendorong pensil di atas mejamu, ternyata buku dan pensil bergerak atau
berpindah tempat. Begitu pula ketika kamu menarik kedua ujung penggarismu,
tarikan mengubah bentuk penggaris menjadi melengkung. Tarikan dan dorongan yang
kamu berikan pada benda disebut gaya. Apakah gaya yang kamu berikan memiliki
arah? Tentu, gaya memiliki arah. Ketika kamu mendorong ke depan, benda pun akan
bergerak ke depan. Jadi, gaya dapat dikatakan sebagai tarikan atau dorongan.
Gaya dapat menyebabkan sebuah benda
berubah bentuk, berubah posisi, berubah kecepatan, berubah panjang atau volume,
dan juga berubah arah. Sebuah gaya disimbolkan dengan huruf F singkatan dari
Force.
Satuan gaya dalam Satuan
Internasional (SI) adalah Newton (N) yang merupakan penghormatan bagi seorang
ilmuwan Fisika Inggris bernama Sir Isaac Newton (1642-1727).
B. Jenis-Jenis Gaya
Tuhan telah memberikan anugerah
kepada kamu berupa otot sehingga setiap saat kamu dapat melakukan kerja.
Misalnya mandi, makan, menulis, minum, atau mengangkat benda-benda. Semua
kegiatan tersebut kamu lakukan dengan memberi tarikan dan dorongan pada
benda-benda itu sehingga dapat berubah bentuk, kecepatan, panjang, atau arah.
Ketika kamu mendorong sebuah mobil, kamu telah memberikan gaya. Dorongan
tersebut menyebabkan mobil dapat bergerak dan berpindah tempat.
Gaya dibedakan menjadi dua jenis,
yaitu gaya yang bekerja melalui sentuhan langsung dan gaya yang bekerja tidak
melalui sentuhan langsung. Gaya yang bekerja melalui sentuhan langsung disebut
gaya sentuh, sedangkan gaya yang bekerja tidak melalui sentuhan langsung
disebut gaya tak sentuh. Adapun pengaruh gaya pada benda, antara lain dapat
menggerakkan benda serta mengubah bentuk, kecepatan, dan arah gerak benda.
C. Mengukur Gaya
Ketika kamu memberikan tarikan atau
dorongan pada sebuah benda, tentu kamu tidak tahu seberapa besar tarikan atau
dorongan yang kamu berikan. Untuk dapat mengetahui besar gaya yang kamu
berikan, diperlukan suatu alat ukur. Alat ukur gaya yang paling sederhana dan
dapat mengukur secara langsung adalah neraca pegas (dinamometer).
D. Penjumlahan Gaya dan Pengaruhnya pada Benda
Apakah gaya memiliki arah? Coba kamu
jatuhkan sebuah benda. Apakah yang terjadi? Ke arah manakah benda tersebut
jatuh? Tariklah sebuah benda di mejamu. Ke manakah benda itu bergerak? Coba
belokkan arah tarikanmu. Apakah arah gerak benda juga mengikuti gaya tariknya?
Dari contoh tersebut, kamu dapat menyimpulkan bahwa gaya termasuk besaran yang
memiliki nilai dan arah yang kamu kenal dengan besaran vektor. Sebuah besaran
gaya dapat digambarkan dengan sebuah anak panah.
E. Gaya Gesek
Alangkah menyenangkan apabila kamu
ke sekolah naik sepeda. Selain hemat biaya, kamu juga sehat karena berolah
raga. Tetapi, kamu harus hati-hati karena banyak kendaraan di jalan raya.
Ketika kamu sampai ke sekolah, tentu kamu akan menarik rem tangan agar sepeda
tersebut dapat berjalan perlahan, lalu akhirnya berhenti.
Mengapa ketika kamu menarik rem,
sepedamu dapat berhenti? Tentu ada tarikan atau dorongan yang berlawanan dengan
arah gerakmu sehingga sepedamu berhenti. Di manakah itu terjadi? Ternyata,
dorongan atau tarikan itu terjadi sebagai hasil gesekan antara karet rem dan
pelek pada roda sepeda yang bergesekan. Gaya seperti ini disebut gaya gesek. Gaya
gesek termasuk gaya sentuh karena hasil persentuhan langsung dua permukaan yang
bergesekan.
Gaya gesek terjadi akibat dua
permukaan benda saling bergesekan. Arah gaya gesek selalu melawan kecenderungan
geraknya. Arah gaya gesek melawan gaya tariknya. Besarnya gaya gesek akan
selalu sama dengan gaya tariknya ketika benda belum bergerak.
Gaya gesek tersebut dinamakan dengan
gaya gesek statis. Jika kamu menarik dengan gaya 10 N dan balok tepat akan
bergerak, besar gaya gesek adalah 10 N dan disebut dengan gaya gesek statis
maksimum. Ketika kamu menariknya dengan gaya 6 N dan balok belum bergerak,
besarnya gaya gesek statis adalah 6 N (belum mencapai maksimal).
1.
Mengurangi Gaya Gesek
Besarnya gaya gesek bergantung pada
kekasaran permukaan benda yang bergesekan. Semakin kasar permukaan yang
bergesekan, semakin besar pula gaya geseknya. Itulah yang menyebabkan kamu
harus memakai alas sepatu yang bergerigi agar kamu dapat berjalan dengan
mantap. Gaya gesek pun dapat terjadi di udara dan di air. Keadaan inilah yang
membuat motor boat atau pesawat terbang selalu dirancang runcing di bagian
depannya. Hal tersebut dilakukan untuk mengurangi gaya gesek air atau udara.
Pernahkah kamu berpikir mengapa
sepedamu atau mobilmu menggunakan roda? Apakah manfaatnya? Perkembangan ilmu
dan teknologi sedikit demi sedikit telah membantu manusia untuk mengetahui bagaimana
cara mempermudah usaha.
Salah satunya adalah memperkecil
gaya gesek dengan menggunakan roda. Pada perkembangannya roda terbuat dari
batu, lalu kayu sampai akhirnya terbuat dari ban karet pada zaman sekarang.
2.
Gaya Gesek yang
Menguntungkan dan Merugikan
Dalam kehidupan sehari-hari kamu
tentu mengenal bahwa gaya gesek ada yang menguntungkan dan ada pula yang
merugikan. Menguntungkan dan merugikannya gaya gesek bergantung pada keadaan.
Misalnya, apabila kamu sedang berjalan, kamu tentu memilih permukaan yang
kasar. Mengapa? Karena kamu akan kesulitan apabila berjalan di jalan yang
licin. Dalam kejadian ini, gaya gesek menguntungkan bagi manusia. Mengapa ban
mobil dibuat bergerigi? Tentu hal ini dibuat supaya mobil dapat bergerak dengan
baik. Pada kejadian ini pun gaya gesek sangat menguntungkan. Namun, apabila
jalannya terlalu kasar, ban mobil akan cepat habis sehingga hal ini merugikan
secara ekonomi.
Roda gigi sepedamu harus terus
dipelihara dengan cara memberinya pelumas. Mengapa hal itu kamu lakukan? Pada
peristiwa tersebut gaya gesek merugikan atau menguntungkan? Apabila roda gigimu
penuh karat, kamu akan sulit mengayuh sepeda. Hal tersebut membuktikan gaya
gesek sangat merugikan sehingga untuk memperkecil gaya gesek kamu harus
memberinya pelumas.
Hukum Newton
1.
Hukum I Newton
Ilmuwan terkenal Yunani, Aristoteles, mengatakan bahwa gerak selalu disebabkan oleh gaya
(berupa tarikan atau dorongan). Gerobak bergerak karena ditarik oleh seekor
kuda, kapal layar bergerak karena didorong oleh angin. Jadi, gerak selalu
disebabkan oleh gaya luar yang bekerja pada benda. Jika pada benda yang
bergerak sama sekali tidak ada gaya
luar yang bekerja maka suatu waktu benda akan kembali ke keadaan alaminya, yaitu diam. Benda tidak mungkin terus bergerak
karena dirinya sendiri.
a.
Haruskah gaya luar
diberikan agar benda terus bergerak?
Pertanyaan ini mengusik benak Galileo. Untuk memperoleh jawabannya, dia melakukan pengujian. Dia
membuat suatu lintasan lengkung yang cukup licin. Kemudian, dia menjatuhkan
sebuah bola pada lintasan lengkung tersebut. Dia mengamati bola bergerak turun
dan mendaki lengkungan kanan sampai hampir sama dengan ketinggiannya semula
(Gambar 1.33.a). apa yang terjadi jika sudut kemiringan lintasan kanan diperkecil? Ternyata, untuk mencapai
ketinggiannya semula, bola akan menempuh jarak yang lebih jauh (Gambar 1.33b). bagaimana jika lintasan kanan dibuat
mendatar? Ternyata, bola menempuh jarak yang sangat jauh dengan kelajuan yang hampir tetap (Gambar 1.33c).
Mengapa bola yang bergerak pada bidang mendatar pada
Gambar 1.33c akhirnya berhenti?
Galileo menyatakan bahwa bola diberhentikan oleh gaya gesekan (baik gesekan oleh permukaan bidang dengan bola maupun
gesekan oleh udara). Jika gesekan udara dan gesekan antarpermukaan diabaikan
(tidak ada) maka tidak ada gaya yang bekerja pada bola, dan gerak bola dengan
kelajuan tetap pada lintasan lurus dapat terus dipertahankan tanpa memerlukan gaya luar.
Isaac Newton mengkaji ulang pengamatan dan kesimpulan Galileo. Dari
sini ia menyatakan hukum gerak pertamanya, yang disebut hukum I Newton. Dari
terjemahan buku asli Newton, Principia,
hukum I Newton berbunyi sebagai berikut.
(a)
(b) (c)
Gambar 1.33 (a) sebuah
bola yang menuruni lengkungan kiri akan mendaki lengkungan kanan sampai
ketinggiannya semula. (b) begitu sudut kemiringan lengkungan kanan dikurangi,
bola harus menempuh jarak yang lebih jauh untuk sampai ke ketinggiannya semula.
(c) begitu lengkungan kanan mendatar maka bola akan menempuh jarak sangat jauh
dengan kelajuan yang hampir tidak berubah.
Tiap benda terus dalam keadaan diamnya atau terus dalam
keadaan gerak teraturnya dengan kelajuan tetap pada garis lurus, kecuali jika
benda itu dipaksa untuk mengubah keadaannya (diam atau bergerak) oleh gaya-gaya
yang dikerjakan padanya.
b.
Haruskah tak ada
gaya yang bekerja agar benda terus bergerak lurus beraturan?
Tidak ada gaya yang bekerja pada suatu benda sama artinya
dengan gaya yang bekerja pada benda sama dengan nol. Gaya sama dengan nol dapat
dihasilkan oleh dua gaya atau lebih yang bekerja pada suatu benda, asalkan
gaya-gaya itu seimbang. Syarat gaya-gaya itu seimbang dinyatakan oleh resultan
gaya sama dengan nol (ditulis
).
Dengan demikian, hukum I Newton dapat juga dinyatakan
dalam bahasa resultan gaya nol sebagai berikut.
Jika resultan gaya
pada suatu benda sama dengan nol maka benda yang mula-mula diamakan terus diam
(mempertahankan keadaan diam), sedangkan jika benda mula-mula bergerak akan
terus bergerak dengan kecepatan tetap (mempertahankan keadaan bergeraknya).
Secara matematis, hukum I Newton dinyatakan sebagai
untuk
benda diam atau benda bergerak dengan kecepatan tetap
|
(1-2)
Pada Gambar 1.34 ditunjukkan
beberapa kasus di mana resultan gaya
.
(a)
Tak ada gaya bekerja (b) Pada benda bekerja (c) Pada benda bekerja
gaya-
Pada benda (
).
gaya-gaya mendatar yang gaya mendatar dan vertikal
Seimbang (
). Yang seimbang (
).
Gambar 1.34 Beberapa
kasus di mana resultan gaya
.
Tahukah kamu?
|
Mengapa Mobil perlu Mesin?
Ketika mobil sedang melaju dan mesinnya
dimatikan, apa yang akan terjadi? Gesekan, baik oleh angin maupun permukaan
jalan, akan memperlambat mobil sampai akhirnya berhenti sendiri. Jika mesin
tidak mati, agar kelajuan tetap, supir harus menginjak pedal gas untuk
memberi gaya maju yang seimbang dengan total gaya gesekan. Jelaskan mesin
diperlukan untuk memberi gaya maju pada mobil agar mobil dapat mempertahankan
kelajuannya.
Seandainya gesekan tidak
ada maka mobil tidak memerlukan mesin. Untuk mengawali gerak mobil, hanya
perlu orang kuat seperti Superman untuk mendorong mobil mencapai kecepatan
tertentu. Begitu kecepatan ini dicapai, Superman tidak diperlukan lagi karena
mobil akan terus bergerak dengan kelajuan ini. Untuk menghentikan mobil,
diperlukan beberapa orang kuat untuk memberi gaya perlambatan.
|
2. Hukum II Newton
Hukum I Newton berkaitan dengan gerak benda ketika
resultan gaya pada benda sama dengan nol (
). Dalam kasus ini
kecepatan benda adalah tetap, dan kita katakan bahwa benda tidak mengalami percepatan (atau percepatan = 0).
Bagaimana jika pada benda bekerja sebuah gaya atau
bekerja beberapa gaya yang resultannya tidak nol? Dalam kasus ini kecepatan
benda akan berubah, dan kita katakan bahwa benda mengalami percepatan.
a.
Bagaimana hubungan
antara percepatan dan resultan gaya?
Gambar 1.40 Menyelidiki pengaruh resultan Gaya terhadap
percepatan, dengan menjaga massa benda tetap dan besar Gaya diubah-ubah.
|
Gambar 1.40
Ketika kamu memperbesar gaya dorongmu dua kali lipat
menjadi 2P, ternyata dihasilkan
percepatan yang juga dua kali lipat, yaitu
. Ketika kamu
meningkatkan gaya dorongmu tiga kali lipat menjadi 3P, ternyata dihasilkan percepatan yang juga tiga kali lipat, yaitu
, seperti ditunjukkan
pada Gambar 1.40. dapatlah
disimpulkan bahwa percepatan berbanding
lurus dengan resultan gaya yang bekerja pada benda.
b.
Bagaimana hubungan
antara percepatan dengan massa benda?
Gambar 1.41 menyelidiki pengaruh massa benda terhadap
percepatan, dengan menjaga Gaya tetap dan massa diubah-ubah.
|
Gambar 1.41
Untuk
menentukan hubungan percepatan dengan massa benda, gaya dorongmu harus kamu
jaga tetap. Seperti kasus sebelumnya ketika kamu mendorong sebuah balok es
dengan gaya P dihasilkan percepatan
. Ketika massa kamu
perbesar dua kali lipat, yaitu menjadi dua balok es, ternyata dihasilkan
percepatan
atau
kali semula. Ketika massa kamu perbesar tiga
kali lipat, yaitu menjadi tiga balok es, ternyata dihasilkan percepatan
atau
kali semula, seperti ditunjukkan pada Gambar 1.41. dapatlah disimpulkan bahwa
percepatan berbanding terbalik dengan massa benda.
c.
Pernyataan hukum II
Newton
Newton menggabung dua kesimpulan yang telah diberikan dan
menyatakan hukum II Newton yang berbunyi sebagai berikut.
Percepatan yang
dihasilkan oleh resultan gaya yang bekerja pada suatu benda berbanding lurus
dengan resultan gaya, searah dengan resultan gaya, dan berbanding terbalik
dengan massa benda.
Secara matematis,
hukum II Newton dinyatakan sebagai
Hukum II Newton
atau
|
(1-3)
Gambar 1.42 Segitiga
rumus Newton,
Hukum II Newton di atas dapat dinyatakan dalam bentuk segitiga rumus Newton, seperti
ditunjukkan pada Gambar 1.42.
d.
Apa satuan SI untuk
Gaya
Satuan SI untuk gaya adalah newton (disingkat N), untuk
massa adalah kg, dan untuk percepatan adalah
. Jika satuan-satuan ini
kamu masukkan ke dalam persamaan (1-3)
maka kamu dapat menyatakan Newton dalam satuan-satuan dasar.
Berdasarkan
hubungan satuan di atas, kita dapat mendefinisikan 1 newton sebagai berikut.
Satuan newton (ditulis 1 N) didefinisikan sebagai gaya
yang menghasilkan percepatan
ketika gaya ini diberikan pada benda bermassa 1 kg.
3. Hukum III Newton
Hukum III Newton menjelaskan bahwa munculnya gaya aksi
dan reaksi. Maksudnya, jika ada sebuah gaya diberikan pada sebuah benda, maka
benda tersebut akan memberikan gaya yang besar pada kita.
Contohnya sebuah benda diletakkan di permukaan datar,
maka gaya berat benda tersebut akan dilawan oleh permukaan datar dengan gaya
yang sama dengan berat benda tersebut.
Aksi dan reaksi sama besar dan berlawanan arah. Oleh
karena itu, temanmu menyatakan bahwa kedua gaya ini akan saling meniadakan,
sehingga membentuk keseimbangan. Benarkah
pernyataan temanmu ini?
Gambar 1.47
Jika
dua benda A dan B berinteraksi, sebagai aksi
adalah benda A mengerjakan gaya pada benda
B (diberi lambang
). kasus ini ditunjukkan
pada Gambar 1.47.
Perhatikan
secara saksama, aksi
bekerja pada benda B, dan reaksi
bekerja pada benda A. jelaslah bahwa aksi dan
reaksi bekerja pada dua benda yang berbeda.
Aksi dan reaksi tidak pernah bekerja
pada satu benda, sehingga aksi dan reaksi tidak
mungkin saling meniadakan. Dengan kata lain, aksi dan reaksi tidak pernah membentuk keseimbangan. Ingat,
keseimbangan terjadi antara lain jika
dua gaya sama besar dan berlawanan arah bekerja pada satu benda (bukan pada dua benda berbeda).
BUNYI
A.
Spektrum bunyi
Di dalam medium yang memiliki
sifat-sifat elastik dan inersia, gelombang-gelombang kompresi merambat sebagai
gangguan longitudinal. Gangguan-gangguan itu terdiri atas kompresi dan regangan
yang menimbulkan gaya elastik terhadap medium yang merambatkan bunyi. Melalui
gaya elastik ini energi gelombang dipindahkan pada partikel-partikel medium
yang berada di dekatnya. Perubahan energi ini berlangsung terus selama
partikel-partikel menerima dan meneruskannya.
Daerah frekuensi terjadinya
gelombang longitudinal sangat besar. Daerah frekuensi ini disebut spektrum
sonik. Suatu gelombang tidak dilewatkan oleh suatu medium bila panjang
gelombangnya lebih kecil dibandingkan dengan jarak antarpartikel-partikel
medium-medium tersebut. Dalam medium gas jarak rata-rata antarmolekul merupakan
dimensi pembatas. Jadi pada temperatur dan tekanan yang biasa batas teratas
frekuensi sonik besarnya dalam orde
Hertz dalam medium gas. Dalam zat cair dan zat
padat batas frekuensi atasnya lebih tinggi karena memiliki jarak antarpartikel
yang lebih kecil. Kalau batas atas besarnya seperti disebutkan tadi, untuk
batas bawah dari frekuensi sonik tidak ada definisi yang pasti.
Dalam spektrum sonik terletak daerah
bunyi, suatu daerah frekuensi gelombang
kompresi di mana telinga manusia sensitif terhadapnya. Daerah frekuensi
yang bisa didengar ini disebut daerah audio,
atau spektrum audio yang panjangnya
dari frekuensi 20 Hertz sampai 20.000 Hertz. Gelombang kompresi yang frekuensinya
di atas daerah audio disebut ultrasonik,
dan yang di bawah daerah audio disebut infrasonik.
B.
Sumber bunyi
Bunyi dihasilkan oleh gangguan rapatan dan
regangan dalam suatu medium yang dapat meneruskan gangguan getaran. Energi yang
dilepaskan oleh sumber getar diberikan pada partikel-partikel medium. Tiap
partikel medium menerima energi dan kemudian memberikannya pada partikel medium
yang ada di dekatnya.
Sumber bunyi adalah materi yang
bergetar. Dalam suling sumber bunyinya adalah udara, dalam pengeras suara (loudspeaker) adalah membran, dalam
gitar, biola, dan kecapi adalah kawat (snar).
C.
Perambatan bunyi
Untuk menghasilkan gelombang bunyi
kita memerlukan gangguan mekanik dan medium elastik yang dapat merambatkan
bunyi. Kita mendengar bunyi kebanyakan disebabkan oleh adanya gelombang bunyi
yang merambat dalam udara sampai ke telinga kita. Jadi udara merupakan medium
elastik yang dapat merambatkan bunyi. Udara yang dekat dengan permukaan bunyi
dapat merambatkan bunyi lebih baik dibandingkan dengan udara yang jauh di atas
permukaan bumi. Udara yang lebih rapat merambatkan bunyi dengan baik, sedang
udara yang renggang kurang baik.
D.
Sifat-sifat bunyi
Bunyi suling berbeda dengan bunyi
biola, bunyi kecapi berbeda dengan bunyi gendang. Setiap alat musik yang
berbeda mengeluarkan bunyi yang berbeda-beda. Suara manusia, meskipun demikian
banyaknya manusia, berbeda antara yang satu engan yang lain.
Bunyi atau suara adalah gelombang
longitudinal yang merambat melalui medium. Medium atau zat perantara ini dapat
berupa zat padat, zat cair, dan gas. Gelombang bunyi dapat merambat melalui
batu, kayu, air, atau udara.
Kebanyakan suara adalah merupakan
gabungan berbagai gelombang, tetapi suara murni secara teoritis dapat
dijelaskan dengan kecepatan osilasi atau frekuensi yang diukur dalam Hertz (Hz)
dan amplitudo atau kenyaringan bunyi dengan pengukuran dalam desibel.
Manusia mendengar bunyi saat
gelombang bunyi, yaitu getaran di udara atau medium lain, sampai ke gendang
telinga manusia. Batas frekuensi bunyi yang dapat didengar oleh telinga manusia
kira-kira dari 20 Hz sampai 20 kHz pada amplitudo umum dengan berbagai variasi
dalam kurva responsnya. Suara di atas 20 kHz disebut ultrasonik dan di bawah 20
Hz disebut infrasonik.
Fenomena yang menarik adalah ketika
kita berada di sebuah goa, dan kita berteriak kemudian ada suara yang sama
dengan suara kita bersahut-sahutan itu adalah gema. Gema terjadi jika bunyi
dipantulkan oleh suatu permukaan, seperti tebing pegunungan, dan kembali kepada
kita segera setelah bunyi asli dikeluarkan. Bunyi adalah gelombang longitudinal
yang merambat melalui medium. Medium atau zat perantara ini dapat berupa zat
padat, zat cair, dan zat gas. Gema adalah gelombang pantul/reaksi dari
gelombang yang dipancarkan bunyi.
EFEK
DOPPLER
Kalau
kita berdiri di tepi jalan, kita sering mendengar bunyi klakson mobil yang
lewat berubah-ubah tingginya. Waktu mobil mendekati kita bunyi klaksonnya
bertambah tinggi, sedang waktu mobil menjauhi kita bunyi klaksonnya bertambah
rendah. Hal ini berarti, bila sumber bunyi mengeluarkan gelombang bunyi dengan
frekuensi tetap mendekati kita maka frekuensi yang kita terima lebih tinggi
daripada frekuensi bunyi yang keluar dari sumber. Sebaliknya, frekuensi yang
kita terima waktu sumber menjauhi kita lebih rendah daripada frekuensi yang
dikeluarkan sumber. Hal yang sama terjadi juga bila sumber bunyi diam, sedang
pendengar bergerak mendekati atau menjauhinya.
Efek
Doppler adalah perubahan frekuensi dari sebuah sumber gelombang yang diterima
oleh pendengar akibat gerakan dari sumber dan pendengar. Fenomena ini terjadi
ketika sumber bunyi dan pengamat melakukan sebuah gerak tertentu (tetapi tidak
selalu keduanya harus bergerak). Contohnya, seorang pendengar berjalan dengan
kecepatan
sedangkan sumber bunyi dengan kecepatan
. Maka persamaan
frekuensi yang didengar oleh pendengar adalah sebagai berikut:
Dengan
catatan bahwa v adalah kecepatan suara. Tanda (
) pada persamaan
menyatakan bahwa arah kecepatan pendengar dan sumber sangat berpengaruh. Jika
pendengar mendekat maka kecepatan pendengar (+), sebaliknya jika pendengar
menjauh maka kecepatan pendengar negatif (-). Berbeda dengan sumber. Jika
sumber mendekat kecepatan sumber (-), sedangkan pada saat sumber menjauh
kecepatan sumber akan positif (+).
CAHAYA
Dalam
modul Gelombang dan Bunyi kita telah membahas sifat-sifat umum dari gelombang
sebagai berikut:
1. Dalam suatu medium yang homogen, gelombang merambat
lurus.
2. Pemantulan gelombang terjadi pada batas suatu medium.
3. Pembiasan gelombang bisa terjadi bila lajunya berubah.
4. Difraksi gelombang terjadi bila gelombang melewati celah
sempit.
Cahaya yang merupakan gelombang elektromagnet memiliki
sifat-sifat umum gelombang tadi. Berbeda dengan gelombang air dan gelombang
bunyi, gelombang cahaya tidak memerlukan materi untuk merambatnya. Keteraturan
pemantulan cahaya pada permukaan yang halus telah lama diketahui, sejak zaman Plato 24 abad yang lalu. Pembiasan
cahaya yang terjadi pada batas antara dua medium diamati pada abad kedua di
Yunani. Pada abad kesepuluh seorang ahli matematika Arab, Alhazen (965-1039), dapat menunjukkan bahwa cahaya yang keluar dari
suatu medium memasuki medium kedua yang rapat optiknya berbeda mengalami
pembiasan. Dia merasa yakin bahwa ada hubungan antara sudut datang dan sudut
bias, tapi tidak bisa menyatakan hubungannya. Hukum ini yang sekarang dikenal
dengan nama hukum Snellius, yang baru diketemukan 6 abad kemudian.
1.
Cahaya merambat lurus
Konsep ini dijelaskan dengan penalaran berikut. Bila kita
melemparkan bola, maka bola itu bergerak melalui lintasan yang berbentuk
lengkung. Bila bola dilempar lagi dengan kecepatan yang lebih tinggi maka
kelengkungan lintasannya makin berkurang. Makin tinggi kecepatan bola makin
lurus pula lintasannya. Karena cahaya merupakan partikel-partikel yang sangat
kecil dan bergerak dengan sangat cepat maka lintasannya pun akan merupakan
garis lurus. Bukti dari teori ini misalnya cahaya matahari yang masuk ke dalam
rumah melalui lubang di dinding, atau melalui jendela, tampak lurus.
2.
Pemantulan
Bila cahaya jatuh pada permukaan yang halus, misalnya
cermin, kita tahu bahwa cahaya itu dipantulkan dengan teratur. Hal yang sama
terjadi pula pada partikel. Bola baja (kelereng) yang bergerak lurus menumbuk
dinding keras yang rata akan dipantulkan dengan teratur seperti cahaya.
Cahaya yang jatuh pada suatu permukaan benda mengalami
dua peristiwa, sebagian diteruskan ke dalam benda yang dikenainya, dan sebagian
lagi dipantulkan kembali. Banyaknya cahaya yang diteruskan dan dipantulkan
bergantung pada sifat benda yang dikenainya. Ada yang meneruskan cahaya lebih
banyak dari yang dipantulkannya, dan ada juga yang memantulkan daripada
meneruskannya.
Perbandingan dari jumlah cahaya yang dipantulkan terhadap
cahaya yang jatuh pada suatu permukaan disebut reflektans, dan biasanya
dinyatakan dalam persen (%). Benda yang paling banyak memantulkan cahaya adalah
oksida magnesium yang memantulkan 98% dari cahaya yang jatuh padanya. Permukaan
perak yang halus memiliki reflektans sekitar 95%, dan beberapa permukaan hitam memiliki
reflektans sekitar 5%.
Pemantulan cahaya oleh suatu permukaan benda, dilihat
dari arah pantulannya bergantung pada keadaan permukaan benda tersebut.
Permukaan yang rata dan memantulkan cahaya dengan teratur, sedangkan permukaan
benda yang kasar memantulkan cahaya dalam arah yang tidak teratur. Karena
keadaan permukaan benda maka ada pemantulan teratur ada pemantulan tidak
teratur, atau pemantulan baur.
Pemantulan Teratur Pemantulan
Baur
Pemantulan teratur dimanfaatkan oleh manusia misalnya pada
cermin sehingga kita tampak jelas dalam cermin seperti aslinya.
Cermin
Cermin adalah permukaan yang licin dan dapat menciptakan
pantulan sehingga membentuk bayangan.
Cermin datar
Cermin datar adalah cermin yang berbentuk datar. Dua buah
cermin datar saling membentuk sudut A (lancip) satu sama lain. Maka akan
terbentuk bayangan sebanyak n. Secara matematis n dirumuskan.
Bila seberkas cahaya jatuh pada cermin, maka
cahaya tersebut dipantulkan kembali. Sinar cahaya yang jatuh tegak lurus
permukaan cermin dipantulkan dan berimpit dengan sinar datang. Bila sinar
datang dari sebelah kiri, sinar pantulnya miring ke kanan, dan sebaliknya bila
sinar datang dari sebelah kanan maka sinar pantulnya miring ke kiri.
3.
Pembiasan
Pembiasan adalah
peristiwa membeloknya cahaya karena melewati dua medium yang berbeda. Hukum
yang menjelaskan tentang pembiasan adalah hukum Snellius.
Hukum Pembiasan Snellius:
1. Sinar datang, garis normal, dan sinar bias berpotongan
pada satu titik dan berada pada suatu bidang datar.
2. Hubungan sudut datang dan sudut bias dinyatakan dengan
persamaan sebagai berikut.
Bila seberkas
cahaya jatuh ke permukaan air dan udara, sebagian akan dipantulkan ke udara
kembali dan sebagian lagi terus masuk ke dalam air. Karena air memiliki
kerapatan optik lebih besar daripada udara maka laju cahaya dalam air lebih
rendah daripada laju cahaya dalam udara. Bila cahaya tadi jatuh ke permukaan
air dengan sudut datang tidak sama dengan nol, maka cahaya itu akan membelok
mendekati normal. Peristiwa ini disebut pembiasan optik. Pembiasan optik adalah pembelokan berkas cahaya yang masuk dari
suatu medium ke medium kedua, yang rapat optiknya berbeda, dalam arah tidak
tegak lurus.
Adanya peristiwa
pembiasan menyebabkan dasar kolam renang nampak lebih dangkal dari yang
sebenarnya, ikan dalam kolam nampak lebih dekat ke permukaan, tongkat yang dicelupkan
ke dalam air nampak patah atau nampak lebih pendek dari yang sebenarnya.
(a)
(b) (c)
PESAWAT
SEDERHANA
Setiap hari kamu pasti selalu
melakukan usaha. Ada yang mudah dan ada pula yang sulit. Oleh karena itu, kadang-kadang
kamu memerlukan suatu alat sederhana yang dapat membantumu melakukan usaha.
Alat itu disebut dengan pesawat sederhana. Misalnya, kamu akan menancapkan paku
pada kayu, tentu akan sulit tanpa palu. Begitu pula ketika kamu akan membuka
baut, akan kesulitan apabila tanpa bantuan kunci pembukanya. Pesawat sederhana
banyak sekali jenisnya dan semuanya dibuat untuk memudahkan kamu melakukan
usaha. Prinsip kerja pesawat sederhana dikelompokkan menjadi beberapa bagian,
di antaranya tuas, katrol, dan bidang miring. Marilah kita bahas satu persatu.
Beberapa anak yang sedang bermain
Jungkat-jungkit. Jungkat-jungkit adalah sejenis pesawat sederhana yang disebut
pengungkit atau tuas. Tuas memiliki banyak kegunaan, di antaranya adalah untuk
mengangkat atau memindahkan benda yang berat.
Tuas yang digunakan orang untuk
memindahkan sebuah batu yang berat. Berat beban yang akan diangkat disebut gaya
beban (
) dan gaya yang
digunakan untuk mengangkat batu atau beban disebut gaya kuasa (
). Jarak antara penumpu
dan beban disebut lengan beban (
) dan jarak antara
penumpu dengan kuasa disebut lengan kuasa (
).
.
=
.
|
dengan:
= gaya kuasa (N)
= gaya beban (N)
= lengan kuasa (m)
= lengan beban (m)
= gaya kuasa (N)
= gaya beban (N)
= lengan kuasa (m)
= lengan beban (m)
Keuntungan pada pesawat sederhana disebut Keuntungan Mekanis (KM). Secara umum keuntungan mekanis didefinisikan sebagai perbandingan gaya beban dengan gaya kuasa sehingga keuntungan mekanis pada tuas atau pengungkit bergantung pada panjang masing-masing lengan. Semakin panjang lengan kuasanya, semakin besar keuntungan mekanisnya. Secara matematis keuntungan mekanis ditulis sebagai berikut:
Berdasarkan letak titik tumpunya, tuas atau pengungkit diklasifikasikan menjadi tiga golongan, yaitu sebagai berikut:
a. Tuas Golongan Pertama
Titik tumpu berada
di antara titik beban dan titik kuasa. Contohnya gunting, tang, pemotong,
gunting kuku, dan linggis.
b. Tuas Golongan Kedua
Titik beban berada
di antara titik tumpu dan titik kuasa. Contoh tuas jenis ini, di antaranya
adalah gerobak beroda satu, pemotong kertas, dan pelubang kertas.
c. Tuas Golongan Ketiga
Titik kuasa berada
di antara titik tumpu dan titik beban. Contoh tuas jenis ini adalaah lengan,
alat pancing dan sekop.
2. Katrol
Katrol digunakan untuk mengambil air
atau mengangkat beban yang berat. Katrol merupakan pesawat sederhana yang dapat
memudahkan melakukan usaha. Katrol dibedakan menjadi tiga jenis, yaitu katrol
tetap, katrol bergerak, dan katrol berganda.
a. Katrol Tetap
Bagian-bagian katrol tetap diperlihatkan pada gambar
berikut:
keterangan:
= gaya beban
= gaya kuasa
= AO = lengan beban
= OB = lengan kuasa
Katrol berfungsi untuk membelokkan gaya sehingga berat beban tetap sama dengan gaya kuasanya tetapi dapat dilakukan dengan mudah. Keuntungan mekanis katrol tetap sama dengan satu. Katrol tetap digunakan untuk menimba air.
. = .
Oleh karena
=
=
sehingga keuntungan mekanisnya adalah 1
b. Katrol Tunggal Bergerak
keterangan:
= gaya beban
= gaya kuasa
= AO = lengan beban
= OB = lengan kuasa
Katrol berfungsi untuk membelokkan gaya sehingga berat beban tetap sama dengan gaya kuasanya tetapi dapat dilakukan dengan mudah. Keuntungan mekanis katrol tetap sama dengan satu. Katrol tetap digunakan untuk menimba air.
. = .
Oleh karena
=
=
sehingga keuntungan mekanisnya adalah 1
b. Katrol Tunggal Bergerak
Prinsip katrol tunggal bergerak
hampir sama dengan tuas jenis kedua, yaitu titik beban berada di antara titik
tumpu dan titik kuasa. Dengan demikian, berlaku persamaan sebagai berikut:
=
Jadi, keuntungan mekanis katrol tunggal bergerak adalah 2
Jadi, keuntungan mekanis katrol tunggal bergerak adalah 2
c. Katrol Majemuk atau Katrol Berganda
Manusia selalu berusaha mencari tahu
bagaimana caranya agar benda-benda yang relatif besar dan berat dapat diangkat
dengan kerja yang dilakukan lebih mudah. Dengan prinsip katrol bergerak, hal tersebut
mudah dilakukan. Katrol majemuk merupakan gabungan dari beberapa katrol
sehingga kerja yang dilakukan semakin mudah.
Keuntungan mekanis dari katrol
majemuk bergantung pada banyaknya tali yang dipergunakan untuk mengangkat
beban. Pada Gambar di bawah ini dapat kamu lihat empat tali digunakan untuk
mengangkat beban. Jadi, keuntungan mekanisnya sama dengan 4. Jika kamu akan
mengangkat beban 100 N, cukup dengan gaya 25 N saja benda sudah terangkat.
3. Bidang Miring
Ketika di pasar, mungkin kamu
p\ernah melihat orang yang sedang menaikkan drum berisi minyak ke atas sebuah
truk. Pesawat sederhana apakah yang mereka gunakan? Bidang miring merupakan
alat yang sangat efektif untuk memudahkan kerja.
Keuntungan mekanis bidang miring
bergantung pada panjang landasan bidang miring dan tingginya. Semakin kecil
sudut kemiringan bidang, semakin besar keuntungan mekanisnya atau semakin kecil
gaya kuasa yang harus dilakukan. Keuntungan mekanis bidang miring adalah
perbandingan panjang (l) dan tinggi bidang miring (h).
Dalam kehidupan sehari-hari,
penggunaan bidang miring terdapat pada tangga, lereng gunung, dan jalan di
daerah pegunungan. Semakin landai tangga, semakin mudah untuk dilalui. Sama
halnya dengan lereng gunung, semakin landai lereng gunung maka semakin mudah
untuk menaikinya, walaupun semakin jauh jarak tempuhnya. Jalan-jalan di
pegunungan dibuat berkelok-kelok dan sangat panjang. Hal ini dilakukan untuk
mendapatkan keuntungan mekanis yang cukup besar agar kendaraan dapat menaikinya
dengan mudah.
a. Baji
Baji adalah pesawat sederhana yang
prinsip kerjanya sama dengan bidang miring. Baji merupakan dua bidang miring
yang disatukan. Baji terbuat dari bahan keras, misalnya besi atau baja. Baji
digunakan untuk membelah kayu, membelah batu, atau benda keras lainnya. Semakin
tipis bentuk baji, semakin mudah kerja yang dilakukan.
b. Sekrup
Sekrup adalah alat yang digunakan
untuk memudahkan kerja. Sekrup merupakan bidang miring yang dililitkan pada
sebuah tabung sehingga lilitannya berbentuk spiral. Jarak antara ulir-ulir
lilitan sekrup disebut interval sekrup. Untuk membuktikan bahwa sekrup
merupakan penerapan bidang miring, kamu bisa mempraktikkan cara berikut.
Buatlah bidang miring dengan kertas, lalu gulung kertas tersebut pada sebuah
pensil. Bagaimanakah hasilnya?
Pesawat sederhana yang sering kamu jumpai dalam kehidupan
sehari-hari yang prinsip kerjanya berdasarkan sekrup adalah dongkrak mobil
mekanik, paku ulir, dan baut.
TATA SURYA
A. Teori Terbentuknya
Tata Surya
1. Teori keadaan tetap
(Steady-State Theory)
Teori ini menyatakan bahwa alam semesta terjadi pada
suatu saat tertentu yang telah lalu dan segala sesuatu di alam semesta selalu
tetap sama walaupun galaksi-galaksi saling bergerak menjauhi satu sama lain.
Teori ini didukung oleh fakta bahwa, galaksi baru mempunyai jumlah yang
sebanding dengan galaksi lama. Teori ini menyatakan bahwa tiap-tiap galaksi
terbentuk (lahir), tumbuh, menjadi tua dan akhirnya mati. Maka, teori ini
beranggapan bahwa alam
semesta itu tidak terhingga besarnya dan tak terhingga tuanya (tanpa awal dan
tanpa akhir).
Teori ini banyak dianut sekitar abad ke-19 oleh paham
Atheis yang cenderung tidak mengenal adanya Sang Pencipta. Namun ilmu
pengetahuan dan teknologi pada abad ke-20 telah meruntuhkan paham mereka
mengenai penciptaan alam semesta. Hasil penemuan menguatkan bahwa alam semesta
selalu mengembang (ekspansi) dan menipis (kontraksi). Maka, harus ada ledakan
yang memulai adanya pengembangan, untuk selanjutnya hasil penemuan ini
mengawali pemikiran asal usul tata surya pada Teori Big-bang.
2. Teori ledakan besar
(Big-Bang Theory)
Teori
ini berasumsi bahwa adanya massa yang sangat besar dan mempunyai massa jenis
yang sangat besar, karena adanya reaksi inti kemudian meledak dengan hebat.
Massa tersebut kemudian mengembang dan dengan cepat menjauhi pusat ledakan.
Massa tersebut terserak, masing-masing serakan massa tersebut menjauhi pusat
ledakan dan setelah berjuta-juta tahun, massa-massa yang terserak tersebut
membentuk kelompok-kelompok galaksi yang kita kenal sekarang. Kelompok-kelompok
galaksi ini terus bergerak menjauhi titik pusatnya. Teori ini didukung oleh
hasil pengamatan para ilmuwan yang menunjukkan bahwa galaksi-galaksi tersebut
memang bergerak menjauhi titik pusat yang sama. Teori ini banyak dianut oleh
para ilmuwan abad ke-20.
B. Sistem Tata Surya
Tata surya didefinisikan
sebagai kumpulan benda langit yang terdiri dari Matahari dan semua objek yang
terikat oleh gaya gravitasinya (baik itu planet, planet kerdil, bulan, asteroid
dan komet). Di tata surya ada 8 planet, yaitu antara lain: Merkurius, Venus,
Bumi, Mars, Yupiter, Saturnus, Uranus, dan Neptunus. Di tata surya juga
terdapat 5 planet kerdil seperti Ceres, Pluto, Haumea, Makemake, dan Eris.
Selain itu juga di tata surya terdapat 173 bulan, dan jutaan benda-benda
angkasa lain seperti meteor, asteroid, dan komet.
Planet adalah benda
langit yang tidak memancarkan cahaya sendiri. Setiap planet diikuti oleh benda
langit yang lebih kecil, disebut satelit. Contohnya adalah bulan. Bulan adalah
satu-satunya satelit bumi. Bulan bergerak mengitari bumi. Dari 8 planet di
dalam tata surya, hanya Merkurius dan
Venus yang tidak memiliki satelit.
C. Pengaruh Rotasi dan
Revolusi Bumi
Semua planet dalam
susunan tata surya melakukan gerak rotasi dan revolusi. Bumi berotasi selama 24
jam dengan arah dari barat ke timur. Gerak ini menyebabkan peristiwa siang dan
malam.
Akibat rotasi yang
lain adalah adanya perbedaan waktu antara bagian-bagian belahan bumi.
Berdasarkan rotasinya, bumi dibagi menjadi 24 daerah waktu. Bumi dibagi pula
dalam beberapa wilayah meridian. Garis bujur meridian adalah garis lingkar yang
melewati kutub utara dan kutub selatan. Masing-masing daerah waktu meliputi
bujur.
Perbedaan waktu
antara daerah waktu yang bersebelahan adalah 1 jam, dan yang menjadi pangkal perhitungannya
adalah waktu di Greenwich. Greenwich adalah nama sebuah kota di inggris yang
letaknya pada garis meridian
. Waktu ini dinamakan
waktu GMT (Greenwich Mean Time).
Misalnya, wilayah Indonesia bagian Barat, letaknya pada garis bujur
BT, memiliki waktu lokal
GMT + 7 jam. Jadi, kalau di Greenwich pukul 06.00, berarti di Jakarta pukul
06.00 + 7 jam. = 13.00.
Selain bumi
berotasi, bumi juga mengalami proses revolusi di mana mengelilingi matahari
pada lintasannya dalam satu putaran selam 365,5 hari. Bulan melakukan tiga
gerakan sekaligus, yaitu;
1.
Berotasi; berputar pada
porosnya
2.
Berevolusi; beredar
mengelilingi bumi, atu putaran lamanya 29,5 hari
3.
Bersama-sama dengan bumi
beredar mengelilingi matahari.
Akibat revolusi
bumi antara lain adalah terjadinya pergantian musim. Sedangkan gerakan bulan
mengakibatkan bulan terlihat berubah-ubah bentuknya jika dilihat dari bumi.
Gerhana Matahari dan Gerhana Bulan
Gerhana bulan dan gerhana matahari merupakan satu
peristiwa alam yang terjadi akibat adanya gerakan bumi dan bulan mengelilingi
matahari. Gerakan-gerakan tersebut menyebabkan posisi bumi, bulan, matahari
berubah-ubah.
Gerhana bulan terjadi saat matahari-bumi-bulan terletak
pada garis lurus. Pada saat itu bulan tidak mendapat cahaya dari matahari
karena terhalang oleh bumi. Gerhana bulan biasnya terjadi pada malam hari dan
saat bulan purnama.
Gerhana matahari terjadi saat matahari-bulan-bumi
terletak pada satu garis lurus. Gerhana matahari terjadi jika siang hari. Pada
saat itu matahari terhalang oleh bulan sehingga di daerah yang mengalami
gerhana matahari akan menjadi gelap.
D. Pengaruh Rotasi dan
Revolusi Bumi Terhadap Kehidupan Manusia
1. Pergantian Musim
Selama bulan berevolusi, terjadi perubahan letak kutub
bumi terhadap matahari. Perubahan letak kutub inilah yang menyebabkan
terjadinya pergantian musim dan lamanya waktu siang dan malam yaitu:
a.
Tanggal 21 Maret sampai
21 Juni, kutub utara bumi makin condong ke arah
matahari sehingga belahan bumi utara mengalami musim semi sedangkan
belahan bumi selatan mengalami musim gugur. Dibelahan bumi utara waktu siangnya
lebih panjang daripada malam.
b.
Tanggal 21 Juni sampai
23 September, kutub utara bumi berkurang kecondongannya terhadap matahari,
sehingga belahan bumi utara mengalami musim panas dan belahan bumi selatan
mengalami musim dingin. Di belahan bumi utara waktu siangnya sedikit berkurang,
tetapi tetap lebih panjang daripada malam.
c.
Tanggal 23 September
sampai 21 Desember, kutub utara bumi makin menjauhi matahari, sehingga belahan
bumi utara mengalami musim semi. Di belahan bumi utara waktu siangnya lebih
pendek daripada malam.
d.
Tanggal 21 Desember
sampai 21 Maret, kutub utara bumi kembali condong mendekati matahari, sehingga
belahan bumi utara mengalami musim dingin dan belahan bumi selatan mengalami
musim panas. Di belahan bumi utara waktu siangnya makin panjang tetapi masih
tetap lebih pendek daripada malam.
e.
Bagian bumi di antara
LU dan
LS hanya mengalami
pergantian dua musim. Bagian ini hanya mengalami pergantian dua musim karena
posisinya terhadap matahari relatif stabil. Sedangkan di kutub utara dan kutub
selatan, lamanya siang dan malam tidak pernah sama dalam setahun.
2. Pasang air laut
Pasang surut air laut terjadi karena adanya gaya gravitasi
bulan dan matahasi terhadap bumi. Tetapi karena jarak bulan ke bumi lebih dekat
daripada jarak matahari dan bumi, maka gaya gravitasi bulan lebih banyak berpengaruh.
Dalam masa revolusi bulan mengelilingi bumi (satu bulan),
terjadi dua pasang purnama dan dua pasang perbani. Pasang purnama adalah pasang
yang terjadi ketika posisi bulan, bumi, dan matahari segaris. Oleh karena itu,
pasang purnama terjadi pada saat bulan purnama dan bulan baru. Pasang purnama
dan matahari memberikan gaya gravitasi dengan arah yang sama terhadap bumi.
Pasang perbani terjadi ketika bulan, bumi, dan matahari
membentuk sudut
, yaitu pada saat bulan
seperempat. Pasang perbani ditandai dengan adanya pasang terkecil.
3. Pergerakan Arah
Angin
Gerakan rotasi bumi
menyebabkan udara yang ada di sekeliling bumi juga ikut bergerak. Rotasi bumi
bergerak searah jarum jam, dari timur ke barat. Jadi, jika udara yang bergerak
dari utara ke selatan di daerah khatulistiwa, maka udara tersebut akan
dibelokkan ke arah barat. Makin mendekati kutub, arah pergerakan angin tidak
banyak berubah. Makin mendekati garis khatulistiwa, maka arah pergerakan angin
makin banyak dibelokkan. Hal ini karena gerakan rotasi bumi di daerah
khatulistiwa relatif lebih cepat dibandingkan di kutub.
DAFTAR PUSTAKA
Kanginan, Marthen, IPA
FISIKA untuk SMP Kelas VIII, Jakarta: Erlangga, 2002.
Prasodjo, Budi, dkk, Fisika
SMP Kelas VIII, Jakarta: Yudhistira, 2010.
Sugiyono, Vany, Fisika
Menyongsong OSN SMP, Yogyakarta: Pustaka Pelajar, 2010.
Wijaya, Agung, dkk, Cerdas
Belajar IPA untuk SMP/MTs Kelas VIII, Jakarta: Grasindo Gramedia
Widiasarana Indonesia, 2009.
Wirasasmita, Omang, dkk, Pendidikan IPA 3, Jakarta: Universitas Terbuka, 1994.
Zulfiani, Ilmu Pengetahuan Alam, Jakarta:
Direktorat Jenderal Pendidikan Islam Departemen Agama Republik Indonesia, 2009.