Jumat, 30 Maret 2012

Mencari Guru "Antikorupsi"


Sekadar flashback, salah satu koreksi dari saya terhadap upaya pemerintah dalam “pemberantasan” korupsi selama ini adalah pemerintah yang terlalu fokus pada upaya menindak para koruptor. Namun, Benar kiranya jika kini pemerintah juga memberikan perhatian lebih dalam upaya “pencegahan” korupsi, di antaranya melalui Pendidikan Antikorupsi (PAK) yang akan diterapkan di sekolah-sekolah.
Saya menyepakati adanya penerapan PAK mulai tahun ajaran baru Juli mendatang. Akan tetapi, berkaitan dengan persiapannya, saya kira pemerintah tidak perlu menciptakan kurikulum baru untuk PAK. Demikian akan menemui banyak kesulitan di antaranya seperti pengadaan buku-buku antikorupsi.
Di samping itu, siswa sudah terbebani sekian banyak mata pelajaran di sekolah. Oleh karena itu, agar mempermudah konsep pelaksanaannya, sebenarnya PAK bisa disentuh dalam kurikulum yang sudah ada seperti pada mata pelajaran kewarganegaraan, moral Pancasila, bimbingan konseling, kegiatan kepramukaan, serta yang pasti Agama. Pokok bahasan mencakup kejujuran, kedisiplinan, kesederhanaan, dan juga berkaitan dengan nilai-nilai yang mengajarkan kebersamaan, menjunjung tinggi norma yang ada dan kesadaran hukum yang tinggi.
Kesulitan yang lain yaitu repotnya mencari guru “antikorupsi”. Tenaga pendidik pada PAK bukan asal comot saja, tetapi dibutuhkan pendidik yang mumpuni dalam membimbing peserta didiknya.
Secara kriminologis, penyebab utama korupsi adalah moralitas yang bobrok yang mengakibatkan keserakahan, sehingga pembenahan moral generasi muda ini tidak cukup hanya melibatkan peran pemerintah saja. Komponen-komponen yang juga dibutuhkan yakni dari institusi keluarga serta masyarakat.
Keluarga sebagai subjek dalam lingkup sosialisasi primer memiliki keharusan untuk menjadi guru “antikorupsi” bagi anak-anak. Alangkah baiknya PAK dimulai semenjak kita berada dalam naungan keluarga. Ya, sosialisasi primer yang tentu berperan penting dalam pembentukan karakter anak. Hal demikian bertujuan agar PAK harus ditekankan pada nilai Moralitas. Moralitas menjadi bidikan utama langkah preventif pemberantasan korupsi karenanya akan menentukan tingkah laku yang “sempurna”.
Mari kita tanamkan dalam hati bahwa adanya PAK merupakan upaya “pencegahan” penyakit kronis yang telah mengakar di negeri ini. Melalui pendidikan formal serta institusi  keluarga, bersama-sama semoga dapat memperoleh guru “antikorupsi” yang diinginkan. Hal ini adalah jalan mutlak untuk melewati kesulitan-kesulitan yang dihadapi.

Selasa, 20 Maret 2012

Telaah Kurikulum


makalah telaah kurikulum  

KURIKULUM BERBASIS KOMPETENSI, KURIKULUM TINGKAT SATUAN PENDIDIKAN DAN ISI KURIKULUM FISIKA SEKOLAH MENENGAH PERTAMA (SMP)

I.     PENDAHULUAN
Dalam proses pendidikan kurikulum merupakan alat untuk mencapai tujuan pendidikan. Tanpa kurikulum yang sesuai dan tepat akan sulit mencapai tujuan dan sasaran pendidikan yang diinginkan. Sebagai alat yang penting untuk mencapai tujuan, kurikulum hendaknya adaptif terhadap perubahan zaman dan kemajuan ilmu pengetahuan serta canggihnya teknologi.
Di samping itu, kurikulum harus bisa memberikan arahan dan patokan keahlian kepada peserta didik setelah menyelesaikan suatu program pengajaran pada suatu lembaga. Oleh karena itu wajar bila kurikulum selalu berubah dan berkembang sesuai dengan perkembangan zaman, ilmu pengetahuan dan teknologi yang sedang terjadi.
Kurikulum ditinjau dari asal katanya berasal dari bahasa Yunani yang mula-mula digunakan dalam bidang olahraga yaitu currere, yang berarti jarak tempuh lari. Dalam kosakata bahasa arab, istilah kurikulum dikenal manhaj yang berarti jalan yang terang atau jalan yang dilalui manusia pada berbagai kehidupannya.
Dalam makalah ini kita akan membahas mengenai kurikulum berbasis kompetensi (KBK) dan kurikulum tingkat satuan pendidikan (KTSP).

II.  RUMUSAN MASALAH
a.    Apa pengertian  kurikulum KBK dan KTSP?
b.    Bagaimana latar belakang munculnya kurikulum KBK dan KTSP?
c.    Apa saja karakteristik dan tujuan dari KBK dan KTSP?
d.   Apa perbedaan dan persamaan kurikulum KBK dan KTSP?
e.    Bagaimana  isi kurikulum Fisika  sekolah menengah dalam kurikulum KBK dan KTSP?

III.    PEMBAHASAN
a.    Pengertian Kurikulum KBK dan KTSP
1.    Kurikulum berbasis kompetensi (KBK)
Dalam dokumen kurikulum 2004 dirumuskan bahwa kurikulum berbasis kompetensi merupakan perangkat rencana dan pengaturan tentang kompetensi dan hasil belajar yang harus dicapai oleh siswa, penilaian, kegiatan belajar mengajar, dan pemberdayaan sumber daya pendidikan (Depdiknas 2002).
Konsep KBK bertumpu pada konsep yang dikemukakan Hilda Taba yaitu kurikulum sebagai suatu rencana. Ini berarti dalam KBK yang lebih ditekankan adalah kompetensi atau kemampuan apa yang harus dimiliki oleh setiap siswa setelah mereka melakukan proses pembelajaran tertentu.
Menurut McAshan, kompetensi adalah suatu pengetahuan keterampilan dan kemampuan atau kapabilitas yang dimiliki oleh seseorang yang telah menjadi bagian dari dirinya sehingga mewarnai perilaku kognitif, afektif, dan psikomotoriknya.
Empat kompetensi dasar yang harus dimiliki sesuai dengan tuntutan KBK:
a.    Kompetensi akademik
b.    Kompetensi okupasional
c.    Kompetensi kultural
d.   Kompetensi temporal
Dari uraian diatas, disimpulkan bahwa dalam KBK bukan hanya sekadar agar siswa memahami materi pelajaran untuk mengembangkan kemampuan intelektual saja, akan tetapi bagaimana pengetahuan yang dipahaminya itu dapat mewarnai perilaku yang ditampilkan dalam kehidupan nyata.
2.    Kurikulum tingkat satuan pendidikan (KTSP)
Kurikulum tingkat satuan pendidikan (KTSP) merupakan  penyempurnaan dari kurikulum 2004 (KBK) yaitu kurikulum operasional yang disusun dan dilaksanakan dimasing-masing satuan pendidikan terdiri dari tujuan pendidikan tingkat satuan pendidikan, struktur, dan muatan kurikulum tingkat satuan pendidikan, kalender pendidikan dan silabus.
KTSP memberi keleluasaan penuh setiap sekolah mengembangkan kurikulum dengan tetap memperhatikan potensi sekolah dan potensi daerah sekitar.
Ketua BSNP Bambang Suhendro tahun 2006 kurikulum 2006 merupakan hasil kreasi dari guru-guru di sekolah berdasarkan standar isi dan standar kompetensi, beliau menjelaskan kurikulum 2006 lebih memberdayakan guru untuk membuat konsep pembelajaran yang membumi sesuai kebutuhan dan kondisi sekolah.
E.Baskoro poedjinoegroho kurikulum 2006 yang diperkenalkan dengan nama KTSP merupakan hasil penegasan dari atau sejalan dengan kebijakan desentralisasi.
Mendiknas Bambang Sudibyo menegaskan bahwa tidak ada perubahan drastis dalam kurikulum baru (KTSP), dalam kurikulum baru ini guru diberi otonomi dalam menjabarkan kurikulum, dan murid sebagai subjek dalam proses belajar mengajar.
b.    Latar Belakang Munculnya KBK dan KTSP
1.    Latar belakang munculnya KBK
Kemunculan KBK seiring dengan munculnya semangat reformasi pendidikan, diawali dengan munculnya kebijakan pemerintah diantaranya lahirnya undang-undang No. 22 tahun 1999 tentang pemerintahan daerah, UU No. 25 thn 2000 tentang kewenangan pemerintahan dan provinsi sebagai daerah otonom, serta lahirnya Tap MPR No. IV/MPR/1999 tentang arah kebijakan pendidikan di masa depan.
Di samping itu, rendahnya kualitas pendidikan merupakan faktor pendorong lain perlunya perubahan kurikulum dalam konteks reformasi pendidikan.
2.    Latar belakang munculnya KTSP
Kurikulum Tingkat Satuan Pendidikan ini adalah pengembangan dari Kurikulum Berbasis Kompetensi, dalam kurikulum ini siswa dituntut aktif untuk membentuk siswa yang kritis cerdas dan berakhlak mulia. Kurikulum Tingkat Satuan Pendidikan merupakan bentuk upaya pemerintah dalam meningkatkan mutu pendidikan dalam negeri dan untuk mencapai keunggulan masyarakat, karena dengan pendidikan masyarakat mampu berkembang sesuai yang digariskan oleh haluan negara. Kurikulum Tingkat Satuan Pendidikan memberikan sumbangan lebih bagi kompetensi para siswa, yang didukung dengan SDM yang tinggi dan fasilitas pendidikan yang memadai.
c.    Karakterisitik dan tujuan kurikulum KBK dan KTSP
1.    Karakteristik dan tujuan kurikulum KBK
a.    Karakteristik KBK
Mulyasa menegaskan karakteristik kurikulum yang berbasis kompetensi mencakup:
a)   Seleksi kompetensi yang sesuai
b)   Spesifikasi indikator-indikator evaluasi untuk menentukan   kesuksesan pencapaian kompetensi
c)   Pengembangan sistem pembelajaran
d)  Dalam kurikulum ini memiliki sejumlah kompetensi yang harus dikuasai oleh peserta didik
e)   Penilaian dilakukan berdasarkan standar khusus sebagai hasil demonstrasi kompetensi yang ditunjukan oleh peserta didik
f)    Pembelajaran lebih menekankan pada kegiatan individual personal untuk menguasai kompetensi yang dipersyaratkan
g)   Peserta didik dapat dinilai kompetensinya kapan saja bila mereka telah siap
h)   Dalam pembelajaran peserta didik dapat maju sesuai dengan kecepatan dan kemampuan masing-masing
Depdiknas(2001) mengemukakah bahwa kurikulum yang berbasis kompetensi memiliki karakteristik sebagai berikut:
a)   Menekankan pada ketercapaian kompetensi siswa baik secara individual maupun klasikal
b)   Berorientasi pada hasil belajar ( learning out cames) dan keberagaman
c)   Penyampaian dalam pembelajaran  menggunakan pendekatan dan metode yang bervariasi
d)  Sumber belajar bukan hanya guru, tetapi juga sumber belajar lainnya yang memenuhi unsur edukatif
e)   Penilaian pada proses dan hasil belajar dalam upaya penguasaan atau pencapaian sesuatu kompetensi
Dari berbagai sumber tentang KBK dapat didefinisikan enam karakteristik kurikulum yang berbasis kompetensi yaitu:
a)   Sistem belajar dengan modul
b)   Mengunakan keseluruhan sumber belajar
c)   Pengalaman lapangan
d)  Strategi individual personal
e)   Kemudahan belajar
f)    Belajar tuntas

b.    Tujuan KBK
Ada tujuan yang jelas dalam pembentukan kurikulum berbasis kompetensi sehingga terjadi perubahan penggunaan kurikulum 1994. Kurikulum berbasis kompetensi bertujuan untuk mempersiapkan manusia Indonesia untuk menjadi anggota masyarakatdunia.
Sehingga untuk mencapai tujuan tersebut maka pendidikan harus diarahkan agar setiap lulusan memiliki kompetensi dasar untuk mengembangkan dirinya kearah tenaga kerja yang profesional, sesuai dengan bidang-bidang lapangan kerja yang dikehendaki.
Selain itu tujuan kurikulum berbasis kompetensi adalah memandirikan atau memberdayakan sekolah dalam mengembangkan kompetensi yang akan disampaikan kepada peserta didik, sesuai dengan kondisi lingkungan.
Selain itu tujuan KBK adalah mengembangkan potensi peserta didik untuk menghadapi perannya di masa datang dengan mengembangkan sejumlah kecakapan hidup.
2.    Karakteristik dan tujuan kurikulum KTSP
a.    Karakteristik KTSP
Karakteristik KTSP bisa diketahui antara lain dari bagaimana sekolah dan satuan pendidikan dapat mengoptimalkan kinerja, proses pembelajaran, pengelolaan sumber belajar, profosionalsme tenaga kependidikan, serta sistem penilaian. Berdasarkan uraian diatas, dapat dikemukakan beberapa karakteritik KTSP sebagai berikut: pemberian otonomi luas kepada sekolah dan satuan pendidikan, partisipasi masyarkat dan orang tua yang tinggi, kepemimpinan yang demokaratis dan froposional, serta team-kerja yang kompak dan transparan. Untuk lebih jelasnya, masing-masing karakteristik tersebut dideskripsikan sebagaiman mestinya.
Menurut Sanjaya, KTSP memiliki karakteristik sebagai berikut:
1.   Dilihat dari desainnya KTSP adalah kurikulum yang berorientasi pada disiplin ilmu.
2.   KTSP adalah kurikulum yang berorientasi pada pengembangan individu.
3.   KTSP adalah kurikulum yang mengakses kepentingan daerah yakni berpusat pada potensi, perkembangan, kebutuhan, dan kepentingan peserta didik dan lingkungan.
4.   KTSP merupakan kurikulum teknologis artinya standar kompetensi, kompetensi dasar yang kemudian dijabarkan pada indikator hasil belajar, yakni sejumlah perilaku yang terukur sebagai bahan penilaian.
b.    Tujuan KTSP
Mulyasa menjelaskan secara umum tujuan di terapkannya KTSP adalah untuk memandirikan dan memberdayakan satuan pendidikan melalui pemberian kewenangan ( otonomi ) kepada lembaga pendidikan dan mendorong sekolah untuk melakukan pengambilan keputusan secara partisipatif dalam pengembangan kurikulum.
Sedangkan secara khusus tujuan diterapkannya KTSP adalah sebagai berikut:
1.      Meningkatkan mutu pendidikan melalui kemandirian dan inisiatif  sekolah dalam mengembangkan kurikulum, mengelola dan memberdayakan sumber daya yang tersedia.
2.      Meningkatkan kepedulian warga sekolah dan masyarakat dalam pengembangan kurikulum melalui pengambilan keputusan bersama.
3.      Meningkatkan kompetensi yang sehat antar satuan pendidikan tentang kualitas pendidikan yang akan dicapai.
d.   Perbedaan dan persamaan kurikulum KBK dan KTSP
1.    Perbedaan kurikulum KBK dan KTSP
ASPEK
KURIKULUM KBK
KURIKULUM KTSP
1. Landasan hukum
Tap MPR/GBHN Tahun 1999-2004
UU No. 20/1999 – Pemerintah-an Daerah
UU Sisdiknas No 2/1989 kemudian diganti dengan UU No. 20/2003
PP No. 25 Tahun 2000 tentang pembagian kewenangan
UU No. 20/2003 – Sisdiknas
PP No. 19/2005 – SPN
Permendiknas No. 22/2006 – Standar Isi
Permendiknas No. 23/2006 – Standar Kompetensi Lulusan
2.Implementasi/Pelaksanaan
Kurikulum
Bukan dengan Keputusan/ Peraturan Mendiknas RI
Keputusan Dirjen Dikdasmen No.399a/C.C2/Kep/DS/2004 Tahun 2004.
Keputusan Direktur Dikme-num No. 766a/C4/MN/2003 Tahun 2003, dan No. 1247a/ C4/MN/2003 Tahun 2003.
Peraturan Mendiknas RI No. 24/2006 tentang Pelaksanaan Peraturan Menteri No. 22 tentang SI dan No. 23 tentang SKL
3. Ideologi Pendidik-
an yang Dianut
Liberalisme Pendidikan : terciptanya SDM yang cerdas, kompeten, profesional dan kompetitif
Liberalisme Pendidikan : terciptanya SDM yang cerdas, kompeten, profesional dan kompetitif
4. Sifat (1)
Cenderung Sentralisme Pendidikan : Kurikulum disusun oleh Tim Pusat secara rinci; Daerah/Sekolah hanya melaksanakan
Cenderung Desentralisme Pendidikan : Kerangka Dasar Kurikulum disusun oleh Tim Pusat; Daerah dan Sekolah dapat mengembangkan lebih lanjut.
5.  Pendekatan
Berbasis Kompetensi
Terdiri atas : SK, KD, MP dan Indikator Pencapaian
Berbasis Kompetensi
Hanya terdiri atas : SK dan KD. Komponen lain dikembangkan oleh guru
Dari tabel diatas masih banyak lagi perbedaan antara kurikulum KBK dan KTSP yang tidak dapat di sajikan semua.
2.    Persamaan kurikulum KBK dan KTSP
Bila kita lihat dari beberapa aspek yang terdapat dalam KBK maupun KTSP, ada kesamaan antara keduanya. Kesamaan tersebut diantaranya adalah :
1.  Pendekatan pembelajaran berorintasi pada kompetensi (competence based approach).
2. Berorientasi pada hasil belajar (learning outcomes) dan keberagaman
3.   Penyampaian dalam pembelajaran menggunakan pendekatan dan metode yang bervariasi
4.   Penilaian memperhatikan pada proses dan hasil belajar (authentic assessment)
5.   Sumber belajar bukan hanya guru, tetapi juga sumber belajar lainnya yang memenuhi unsur edukatif
e.    Isi kurikulum Fisika  sekolah menengah dalam kurikulum KBK dan KTSP
Dewasa ini pemikiran tentang isi atau materi kurikulum cenderung lebih menekankan pada ide-ide dasar dari berbagai disiplin ilmu. Ide-ide dasar itu disebut dengan “struktur” ilmu pengetahuan, yang keberadaannya merupakan hal-hal yang asasi dari berbagai mata pelajaran atau bidang studi. Yang termasuk dalam struktur adalah konsep dasar, dalil, hukum atau teori.
Mengenai isi atau materi kurikulum dalam pendidikan modern, meliputi tiga jenis materi yaitu : ilmu pengetahuan (kognitif), keterampilan (psikomotorik), dan nilai-nilai (afektif).
Berikut ini adalah isi kurikulum fisika pada sekolah menengah pertama kelas tujuh dalam kurikulum KBK dan KTSP, dari isinya maka kita dapat membedakan isi kurikulum fisika dalam KBK dan KTSP sebagai berikut:


1.    Isi kurikulum fisika SMP semester satu dalam kurikulum KBK
Standar Kompetensi
Kompetensi Dasar
Indikator
Materi Pokok
Melakukan pengukuran terhadap berbagai besaran secara benar, mendeskripsikan karakteristik zat dan dasar-dasar mekanika, serta penerapannya dalam kehidupan sehari-hari.
Membedakan besaran pokok dengan besaran turunan serta satuan untuk masing-masing besaran tersebut
·       Mengidentifikasi besaran-besaran fisika dalam kehidupan sehari-hari kemudian mengelompokkannya ke dalam besaran pokok dan turunan.
·       Menggunakan satuan Internasional dalam pengukuran
·       Mengkonversi satuan panjang, massa dan waktu secara sederhana
·       Mengkonversi berbagai satuan besaran pokok maupun besaran turunan
Besaran dan Satuan

Melakukan pengukuran dasar dengan menggunakan alat ukur yang sering digunakan dalam kehidupan sehari-hari
·     Mengukur dengan satuan baku dan tak baku
·     Menggunakan alat ukur (mistar, timbangan, termometer, stopwatch) secara baik dan benar.
·     Memperhatikan dan menerapkan kesehatan dan keselamatan kerja di laboratorium[12][12]
pengukuran

2.    Isi kurikulum fisika SMP semester satu dalam kurikulum KTSP
Standar Kompetensi
Kompetensi Dasar
1.    Memahami prosedur ilmiah untuk mempelajari benda-benda alam dengan menggunakan peralatan
1.1     mendeskripsikan besaran pokok dan besaran turunan beserta satuannya
1.2     mendeskripsikan pengertian suhu dan pengukurannya
1.3     melakukan pengukuran dasar secara teliti dengan menggunakan alat ukur yang  sesuai dan sering digunakan dalam kehidupan sehari-hari
2.    memahami wujud zat dan perubahannya
2.1     menyelidiki sifat-sifat zat berdasarkan wujudnya dan penerapannya dalam kehidupan sehari-hari
2.2     mendeskripsikan konsep massa jenis dalam kehidupan sehari-hari
2.3     melakukan percobaan yang berkaitan dengan pemuaian dalam kehidupan sehari-hari
2.4     mendeskripsikan peran kalor dalam mengubah wujud zat dan suhu suatu benda serta penerapannya dalam kehidupan sehari-hari.


IV.             KESIMPULAN
Dari uraian diatas maka dapat disimpulkan bahwa KTSP itu bukan menggantikan KBK, hanya masalah segi aspeknya saja yang berbeda. Bicara KBK adalah lebih mengacu pada desain kurikulum. seperti digambarkan oleh Sowel (2002), desain kurikulum adalah cara mengorganisasikan materi kurikulum. Sedangkan KTSP lebih mengacu pada tingkatan (level) pengembangan kurikulum. Dengan kata lain Kurikulum yang dipakai masih tetap berpola pada KBK, sedangkan segi tingkat pengembangan sampai pada tingkat satuan pendidikan, harapannya tentu memberikan otonomi seluas-luasnya kepada guru dan sekolah untuk mengembangan kompetensi based sesuai dengan kondisi yang ada di masing-masing daerah. Tetapi pada prinsipnya, model KTSP bukanlah kurikulum baru, hanya modifikasi dari model kurikulum yang sudah ada. “Jadi bukan berarti kita ganti kurikulum.”






DAFTAR PUSTAKA

Dr. Wina Sanjaya, M.Pd, Pembelajaran dalam Implementasi Kurikulum Berbasis Kompetensi. (Jakarta: Kencana, 2008
Drs. H. Khaeruddin, MA dan Drs. Mahfud Junaedi, Kurikulum Tingkat Satuan Pendidikan. (Jogjakarta: Nuansa Aksara,2007)
Eka purjiyanta, IPA FISIKA SMP KELAS VII, (JAKARTA: Erlangga, 2006)
Marthen Kanginan, Sains Fisika SMP Kelas VII, (jakarta: Erlangga, 2004).
Masnur Muslich, KTSP Dasar Pengembangan dan Pemahaman. (Jakarta: Bumi Aksara, 2008),
Muhammad Joko Susilo, KTSP Manajemen pelaksanaan dan kesiapan sekoloh menyongsongnya. (Yogyakarta: Pustaka Pelajar, 2006
http://etd.eprints.ums.ac.id/3224/1/G000040141.pdf













[1] Drs. H. Khaeruddin, MA dan Drs. Mahfud Junaedi, Kurikulum Tingkat Satuan Pendidikan. (Jogjakarta: Nuansa Aksara,2007), hlm. 23-24
[2] Dr. Wina Sanjaya, M.Pd, Pembelajaran dalam Implementasi Kurikulum Berbasis Kompetensi. (Jakarta: Kencana, 2008), hlm.
[3] Masnur Muslich, KTSP Dasar Pengembangan dan Pemahaman. (Jakarta: Bumi Aksara, 2008), hlm.
[4] Muhammad Joko Susilo, KTSP Manajemen pelaksanaan dan kesiapan sekoloh menyongsongnya. (Yogyakarta: Pustaka Pelajar, 2006), hlm. 94-95
[5] http://etd.eprints.ums.ac.id/3224/1/G000040141.pdf
[6] Muhammad Joko Susilo, Op.Cit, hlm. 101-102
[7]
[8] Wina sanjaya, Op. Cit, hlm. 12
[10] www.scibd.com/doc/61519368/18/karakteristik-KTSP
[12] Marthen Kanginan, Sains Fisika SMP Kelas VII, (jakarta: Erlangga, 2004).
[13] Eka purjiyanta, IPA FISIKA SMP KELAS VII, (JAKARTA: Erlangga, 2006)